5 Perkataan Terlarang Dalam Menegur Anak


Dalam mendidik anak dan bercengkrama bersama anak, kadang kita sering dibuat kesal dengan tingkah mereka. kita dituntut untuk lebih sabar dalam mendidik mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan. Meski demikian, adakalanya kesabaran kita tiba-tiba lenyap entah kemana menghadapi tingkah “lucu” mereka. Dalam adab Islam, terdapat perkataan yang terlarang dalam menegur anak yang demikian

  • Menisbahkan Pada Pasangan Kita. kita sebaiknya menghindari sikap memarahi anak, kemudian mengkaitkan kesalan anak dengan kesalahan pasangan kita (orang tuanya). contoh perkataan dari sikap ini seperti “Kamu tuh ya.. sama aja kayak bapak kamu, sama-sama laki-laki ga bener”. Tindakan ini selain haram, karena tak ada kaitannya perbuatan seseorang dengan orang tuanya, juga menambah masalah dengan pasangan kita.
  • Mengungkit kesalahannya yang sudah lalu. akan tidak adil jika kita mengungkit-ngungkit kesalahan lamanya, dengan kesalahan yang baru dilakukannya untuk menasihati mereka. apalagi terhadap kesalahan yang lama tersebut, kita sudah memaafkannya karena anak kita sudah meminta maaf.
  • Mencai mereka. Islam mengharamkan caci mencaci sesama muslim. pada zaman Nabi SAW, ada seorang muslim peminum khamr yang dijatuhi hukuman, pada kejadian itu, ada seorang muslim yang mencacinya, “Semoga Allah menghinakanmu!”, kemudian Nabi SAW menegur orang tersebut dengan mengatakan: “Janganlah kalian berkata demikian, janganlah kalian membantu setan merusak orang itu” (HR. Bukhari). Terlebih kepada anak, semarah-marahnya kita, janganlah keluar kata cacian utnuk anak, karena juga akan merusak mental dan kepercayaan dirinya.
  • Membandingkan dengan orang lain. kemudian, pada saat menegur anak jangan membandingkannya dengan orang lain, seperti “coba kamu berlaku lebih baik seperti si fulan!”. hal ini akan merusak kepercayaan dirinya dan membuat ia merasa tidak punya prestasi sendiri maupun kebaikan dalam dirinya
  • Ucapan Penyesalan. kata-kata seperti “mama menyesal melahirkan kamu” adalah kata-kata yang buruk. Tindakan ini bukan hanya menegaskan kalau tidak beriman pada qodlo dan qadar dari Allah SWT, kita juga akan menghancurkan kepercayaan mereka terhadap rasa sayang kita kepada anak kita

Setelah mengetahui, perkataan yang terlarang dalam menegur anak, maka sebaiknya kita menjaga diri kita dari hal demikian, karena perkembangan anak hanya terjadi sekali dan tidak bisa kita menghapus memori buruk mereka apabila sikap yang tadi kita “peragakan” ke hadapan mereka.


Leave a Reply